Di menit-menit terakhir tahun 2014 ini, gue mempersembahkan tulisan ini untuk khusus buat IDOLA BARU (buat gue) yang selama setahun ini menemani hari-hari gue yang di pusingkan dengan urusan skripsi yang nggak ada ujungnya, yang selama setahun ini membuat gue senyum-senyum sumringah sendiri setiap liat aksi panggungnya. His name is G-DRAGON.
Di menit-menit terakhir tahun 2014 ini, gue mempersembahkan tulisan ini untuk khusus buat IDOLA BARU (buat gue) yang selama setahun ini menemani hari-hari gue yang di pusingkan dengan urusan skripsi yang nggak ada ujungnya, yang selama setahun ini membuat gue senyum-senyum sumringah sendiri setiap liat aksi panggungnya. His name is G-DRAGON.
"Never say never" ini maksudnya bukan judul lagunya Justin Bieber. Tapi emang kata-kata yang pas banget sama apa yang saya alami belakangan ini. Semua berawal dari proses penyelesaian skripsi saya yang lebih lama dibanding teman-teman yang lain. Bukan karena ada kelas ngulang, tapi memang sang dosen pembimbing yang susah ditemuin udah kaya artis. Karena saya bukan tipe orang yang bisa ngerjain 2 hal bersamaan, saya memutuskan untuk tetap konsen sama skripsi dan nggak nyoba buat ngelamar kerja. Singkatnya, saya nganggur kalo dosen pembimbing nggak angkat telfon.
Selama 22 tahun hidup, mungkin 3 tahun belakangan adalah tahun yang begitu berat bagi saya. I cant believe i say this! But is true! Seburuk apapun, sesial apapun, setidak menyenangkan apapun yang saya lalui sebelum 3 tahun terakhir, ternyata tidak ada apa-apanya dibanding saat ini. Mungkin ini cuma permulaan. Mungkin ke depannya akan lebih banyak lagi masalah dan hambatan yang lebih berat dari hari ini. Tapi untuk pertama kalinya, di penghujung umur 22, saya merasa ada di titik terendah hidup.
Langganan:
Komentar (Atom)



- Follow Us on Twitter!
- "Join Us on Facebook!
- RSS
Contact