Semua bermula dari lahirnya saya ke dunia pada tanggal 12 Maret 1991 di Rumah Sakit Ibu Anak Bunda di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Saat itu orang tua saya sangat lah senang. Dikarenakan, saya dianggap pengganti kakak laki-laki saya. Dua tahun sebelum saya lahir ke dunia, Ibu saya sempat melahirkan anak laki-laki. Tapi di karenakan di dalam kandungan terikat tali pusar, ia pun hanya bisa hidup selama 3 hari. Awalnya orang tua saya hanya menamakan saya Sheila Azhari. Azhari adalah nama belakang Ayah saya. Tapi di tahun 1994, Ibu saya merasa kasihan dengan nama saya yang terlalu pendek dan singkat. Beliau pun akhirnya menambah Anggita di tengah. Nama saya pun menjadi, Sheila Anggita Azhari.
Saya anak pertama dari 2 bersaudara (setelah kakak pertama saya meninggal). Saya mempunyai 1 adik laki-laki yang umurnya hanya berjarak 2 tahun lebih muda dari saya. Walaupun dia menyebalkan, suka iseng, tapi dia tetap adik yang saya sayangi.
Saya memulai sekolah saat berumur 5 tahun. Saya bersekolah di TK Mini Pak Kasur di Pejaten, Pasar Minggu. Setelah melewati kelas Ketilang dan Cendrawasih, saya pun melanjutkan ke Sekolah Dasar. Saya meneruskan sekolah di SD Yasporbi 2, Pancoran. sebelum saya bersekolah disana, saya sempat tes di Labschool. Tapi apa daya, saya tidak lulus. Menyedihkan. Saya bersekolah di Yasporbi hingga menginjak bangku SMP. Karena Yasporbi memang menyediakan sekolah dari TK hingga SMA. Saat itu, NEM kelulusan UAN adalah penentu masuk SMA Negri pilihan. Dan Alhamdulillah saya diterima di SMAN 3 Jakarta. Pada tahun 2009, saya pun akhirnya lulus dan menanggalkan seragam putih abu-abu yang sangat banyak memberikan kenangan indah. Setelah lulus, saya masih mencoba-coba tes untuk universitas negri. Tapi Tuhan belum mengijinkan. Sampai pada akhirnya, saya pun memutuskan untuk masuk Universitas Gunadarma. Disini saya mengambil jurusan Sistem Informasi. Jurusan yang notabene, bertolak belakang dengan jurusan saya sewaktu SMA dulu. IPS. Tapi berkat kemauan dan kerja keras, saya bisa melaluinya, hingga sekarang.
Saya tipe orang yang santai. Tidak bisa terlalu serius. Tapi bisa kondisi mengatakan saya harus serius, saya pasti serius. Saya mempunyai banyak mimpi, banyak cita-cita. Tidak ada orang di dunia ini yang tidak mempunyai cita-cita. Walaupun apa yang saya impikan tidak selalu tercapai, tapi bukan berarti saya patah semangat untuk menggapai impian saya yang lain. Hidup masih panjang, janganlah hanya hanya berpangku tangan menunggu bantuan. Bila bisa meraihnya sendiri, kenapa tidak?


0 comments:
Posting Komentar